Toyota Kijang adalah model kendaraan niaga dan keluarga buatan Toyota yang merupakan kendaraan paling populer untuk kelas MiniBus di Indonesia. Toyota Kijang hadir di Indonesia sejak tahun 1977 dan saat ini merupakan salah satu model yang diusung Toyota dan paling laku di negara tersebut. Kini mobil ini dapat ditemukan dengan mudah di seluruh pelosok Indonesia.
Kesuksesan Toyota Kijang telah berdampak dengan munculnya mobil-mobil
sejenis yang meniru konsep dari Toyota Kijang (terutama dari segi nama
hewan), misalnya Isuzu Panther dan Mitsubishi Kuda. Selain di Indonesia, sebelum hadirnya generasi "Innova", Toyota Kijang juga dijual di Malaysia dengan nama "Unser".
Generasi I (1 Januari 1977-23 Agustus 1981)
Sejarah Produksi
Peluncuran perdana dari Toyota Kijang generasi pertama adalah pada tahun 1977.
Dimana saat itu terdapat keraguan dari para perancangnya, tentang
apakah Kijang dapat diterima oleh pasar Indonesia. Keraguan tersebut
disebabkan karena Mitsubishi Colt
merupakan jenis kendaraan yang mendominasi pasar mobil mini bus pada
saat itu. Generasi pertama Toyota Kijang menerapkan konsep pickup dengan bentuk kotak mendasar. Model ini sering dijuluki "Kijang Buaya" karena tutup kap mesinnya yang dapat dibuka sampai ke samping. Kijang generasi perdana ini diproduksi hingga pada tahun 1980.
Unit Produksi
Pada tahun pertama peluncurannya, total produksi Kijang generasi pertama hanya berjumlah 1.168 unit. Dimana tahun berikutnya, 1978,
jumlahnya meningkat menjadi 4.624 unit. Jumlah produksi Kijang terus
meningkat dari tahun ke tahun. Kehadiran Kijang sebagai kendaraan
multifungsi atau serbaguna yang mudah perawatannya membuat permintaan
terus meningkat. Toyota Kijang lahir sebagai kendaraan dengan konsep Basic Utility Vehicle.
Cocok sebagai kendaraan dengan konsep serba guna dan mudah untuk
dirawat. Sejalan dengan peraturan pemerintah Indonesia untuk menerapkan
konsep pembangunan ekonomi melalui pengembangan motorisasi dan otomotif
di Indonesia, khususnya melalui konsep Kendaraan Bermotor Niaga
Serbaguna (KBNS).
Konsep Produksi
Mobil dengan kode produksi KF10 ini nyaris berbentuk mirip dengan
kotak buah yang ditempeli dengan 4 buah roda dan jendela yang ditutupi
dengan terpal pada sisi-sisi pinggirnya. Kijang Generasi I ini dikenal
masyarakat sebagai Kijang Buaya karena model buka-tutup kap mesin depan pada hidung mobil (bonnet) yang mirip dengan mulut buaya
apabila kap mesin depan sedang dibuka. Rancangan awal kendaraan ini
sangatlah sederhana. Kijang ini memiliki pintu yang seolah-olah
ditempelkan begitu saja dengan badannya dengan engsel pintu yang mirip
engsel pintu rumah yang berbunyi mendecit bila dibuka.Terlebih lagi pada
saat itu, pintu mobil tidak dilengkapi kunci apalagi alarm sebagai
sistem keamanannya meski pada generasi selanjutnya yang sudah
dimodifikasi, dilengkapi dengan kunci pintu serta engkol pintu yang
masih mirip pintu rumah serta kaca pada pintu mobil.
Posisi pengemudi pada kijang ini terletak terlalu ketengah dengan
tongkat perseneling untuk transmisi mesin yang sulit dijangkau. Mesin
yang digunakan menggunakan mesin Toyota Corolla pada zamannya dengan tipe 3K berkapasitas 1200 cc dengan transmisi 4 percepatan. Selain keluar dengan tipe mobil bak terbuka (pick up),
mobil kijang ini dimodifikasi menjadi mobil penumpang terutama
dilakukan oleh perusahaan perusahaan karoseri mobil seperti halnya mobil
mobil niaga pada masa itu dimana rancangan bodi tidak ditangani
pabriknya langsung. Sebagai contoh, mobil ini digunakan sebagai mobil
penumpang angkutan umum di kota Balikpapan pada tahun-tahun 1980-1986.
Generasi II (23 Agustus 1981-31 Desember 1985)
Generasi II mulai dijual pada September 1981.
Bentuk model ini tidak terlalu berbeda dibandingkan dengan generasi
sebelumnya, namun memiliki beberapa perubahan yang di antaranya adalah
peningkatan kapasitas silinder mesin menjadi 1.300 cc (naik 100 cc).
Kapasitas ini kemudian dinaikkan lagi hingga 1.500 cc.
Sejarah Produksi
Mobil ini, walaupun disebut sebut memiliki banyak perubahan, bentuknya masih ada kesamaan dengan kijang buaya. Lampu mobil masih bulat di samping depan kanan-kiri dan gril masih sederhana dengan tulisan TOYOTA
pada bagian depan. Garis pada bonnet juga masih simpel dan curam. Meski
bukaan pada tutup kap mesin tidak lagi bukaan penuh hingga bagian tepi
hidung mobil (bonnet) seperti halnya kijang sebelumnya.
Konsep Produksi
Mobil dengan kode rangka KF20 ini akrab sebagai Doyok (sebutan yang diambil dari sebuah serial kartun bertokoh Doyok pada harian Pos Kota) sehingga dikenal juga sebagai Kijang Doyok.
Pintu lebih manis dengan dilengkapi kaca dengan engsel tidak lagi mirip
engsel pintu rumah dan dilengkapi kunci pada tahun 1982. Dengan mesin
4K berkapasitas 1300 cc, transmisi masih 4 percepatan. Suspensi masih
double wishbone dengan per daun pada bagian depan dan per daun under
axle (dibawah gardan) pada bagian belakang mobil.
Perjalanan mobil ini juga diiringi perkembangan baru seperti halnya
disempurnakannya transmisi dan diferential sekaligus menambah booster rem
pada tahun 1983. Toyota juga dikenal dalam perencanaan produknya sampai
5 tahun berikutnya yang dapat dilihat melalui pengembangan mobil ini.
Pada tahun 1984 mengadakan perubahan pada gril dan bumper, termasuk
pemakaian lampu kotak.
Sampai tahun 1985, permintaan mobil ini tetap tinggi, sampai akhirnya
Toyota melakukan perubahan pada mesin yang kemudian memakai tipe 5K
dengan kapasitas 1500 cc namun irit dalam pemakaian.
Generasi III (31 Desember 1985-1 April 1997)
Pada tahun 1986
model generasi ketiga dilempar ke pasaran. Kijang generasi ini
bentuknya lebih melengkung pada lekukannya sehingga tampak lebih modern.
Model ini hingga saat ini masih banyak digunakan di jalanan di
Indonesia meski tidak lagi diproduksi.
Pada generasi ini, konsep kijang sebagai kendaraan angkut mulai
bergeser sebagai kendaraan penumpang sekalipun banyak Kijang generasi
sebelumnya juga dimodifikasi sebagai kendaraan penumpang. Pada generasi
ini juga masih terdapat varian pick up, meski tidak lagi menjadi konsep
utama Toyota Kijang seperti generasi sebelumnya. Dimasa ini, bisa
dikatakan sebagai generasi kejayaan Kijang sebagai mobil penumpang,
terutama sebelum banyak mobil penumpang Built Up impor meramaikan pasar
kendaraan di Indonesia serta puncak dominasi Toyota atas model-model
kuat seperti Mitsubishi Colt L300 dan minibus tanpa bonnet lainnya
seperti Suzuki Carry dan Daihatsu Zebra dimana Kijang menjadi pilihan
kuat konsumen saat itu. Toyota mengeluarkan dua tipe Kijang pada
generasi ini yakni tipe Kijang Super (1986-1992) dan Kijang Grand
(1992-1996) dengan memiliki life cycle cukup panjang (hampir satu dekade) dibandingkan generasi lalu.
Desain mobil ini memiliki bentuk lebih manis dan halus dibandingkan generasi lalu yang kaku mirip kotak sabun. Teknologi full pressed body
diperkenalkan untuk menekan penggunaan dempul dalam proses pembuatannya
hingga 2-5 kg dempul per mobil. Mesin pada awal generasi ini masih
memakai tipe 5K namun memiliki daya kuda (horse power) yang lebih tinggi
yakni 63 hp dari sebelumnya 61 hp. Transmisi menggunakan 5 percepatan,
yang sebelumnya memakai 4 percepatan. Sejak tahun 1992 terdapat
penambahan variasi mesin yaitu tipe 7K berkapasitas 1800 cc.
Setelah Agustus 1992, Toyota memasuki generasi perbaikan bodi mobil
yang disebut sebagai Toyota Original Body. Sebuah proses pembuatan bodi
mobil dengan mesin press dan metode las titik. Sampai saat ini, bisa
dikatakan satu-satunya Kijang yang bebas dempul.
Sementara untuk versi Grand terdapat berbagai perubahan khususnya
pada lampu depan, gril dan penambahan double blower juga ditambahkan
power steering pada kemudi yang meringankan pengemudi. Dan sampai saat
ini, Kijang jenis ini (Super maupun Grand) masih banyak di pasaran
konsumen dan masih dihargai mahal.
Selain Itu Kijang Generasi Ke Tiga Juga Menyediakan Banyak Rentang
Varian Seperti:LX, LSX, LGX (untuk sasis panjang) SX, SSX, SGX (untuk
sasis pendek), khusus LX, SX(Tipe Standar) dan pick up transmisi
menggunakan 4-speed dan menggunakan dasbor konvensional.
Selain tipe-tipe tersebut diatas juga terdapat beberapa tipe buatan
karoseri lokal, yaitu Rover dan Jantan (Raider). Raider menggunakan body
kecil, sementara Rover menggunakan body yang lebih besar dari Raider.
Generasi IV (1 April 1997-16 Februari 2005)
Setelah sepuluh tahun bertahan dengan rancangan generasi ketiga,
Kijang meluncurkan model berikutnya dengan perubahan pada eksterior dan
interiornya yanf lebih aerodinamis. Model ini akrab dipanggil "Kijang
Kapsul".
Mulai generasi keempat kijang ini, dominasi Jepang semakin besar. Kalau sebelumnya Toyota Astra Motor memanfaatkan perakitan bodi mobil banyak menggunakan karoseri. Pada generasi ini sudah dikatakan menyiratkan mobil yang sesungguhnya. Desainnya membulat seperti kapsul dan lebih aerodinamis dan menjadi loncatan desain pada masanya. Pada kijang yang dikenal sebagai kijang baru ini, Toyota mengeluarkan dua tipe mesin yakni Mesin bensin 1800cc (tipe 7K) seperti generasi-generasi sebelumnya dan Mesin diesel 2500cc (tipe 2L) yang membuat persaingan dan kolaborasi dengan Isuzu Panther untuk mobil keluarga bermesin diesel yang saat itu mendominasi pasaran.
Pada Kijang versi tahun 1997-2000, mesin bensin menggunakan
karburator, baru pada akhir tahun 2000 tersedia mesin bensin dengan
sistem injeksi elektronik, Electronic Fuel Injection(EFI). Ada dua
pilihan untuk mesin bensin EFI, yaitu 7K-E dengan kapasitas 1800cc
bertenaga 80 hp dan 1RZ-E dengan kapasitas 2000 cc Yang Diambil Dari
Toyota Hilux. Meskipun mesin 1RZ-E secara teknologi lebih canggih jika
dibandingkan dengan mesin 7K-E, namun mesin bensin 2000cc ini kurang
laku di pasaran indonesia karena (konsumsi) bahan bakarnya dinilai lebih
boros dibandingkan dengan tipe 7K-E.
Dan terakhir pada generasi ini muncul New Kijang dengan mengubah desain lampu dan seatbelt (sabuk pengaman) pada jok penumpang bagian tengah. Selebihnya hampir sama dengan sebelumnya.
Pada Versi Kijang Kapsul selain terdapat Varian SX, SSX, SGX (sasis
pendek) LX, LSX, LGX (sasis panjang)dan pick up, ada juga Tambahan
Varian Krista Dan Rangga. Dengan tambahan over vender, warna body two
tone dan interior lebih mewah dari LGX/SGX. Krista Menggunakan Sasis
Panjang Sedangkan Rangga Sasis Pendek. Pada generasi ini tipe karoseri
Rover dan Jantan Raider juga masih diproduksi beberapa unit.
Generasi V (16 Februari 2005-saat ini)
Lihat juga : Toyota Kijang Innova
Kijang kembali diperbaharui pada tahun 2005
dan dipasarkan dengan nama "Kijang Innova". Selain di Indonesia, model
ini juga dipasarkan ke pasar luar negeri dengan nama "Innova" (tanpa
"Kijang"). Model ini telah mengalami perubahan yang cukup drastis
dibandingkan dengan model dari generasi sebelumnya. Jika pada awal
konsep Kijang generasi pertama adalah Basic Utility Vehicles atau
kendaraan kelas bawah, maka Kijang generasi V lebih dikategorikan
sebagai kendaraan kelas menengah. Bentuk model fisiknya jauh lebih
modern dan futuristik, terutama di bagian depan kendaraan, dimana tidak lagi menonjolkan bentuk lekukan tajam seperti pada model-model sebelumnya.
Konsep Produksi
Model ini dikeluarkan oleh Toyota Astra Motor pada akhir tahun 2004, yang dipasarkan dengan konsep mobil keluarga jenis MPV (Multi Purposes Vehicle)
masa kini, dengan bentuk bodi yang lebih aerodinamis beserta kenyamanan
setaraf dengan sedan mewah. Posisi pengendaraan lebih akurat, letak shift knob terjangkau dan panel instrumen yang lebih user friendly. Generasi ini menerapkan Mesin VVT-i 2000 cc dengan jenis 1TR-FE berkatup 16 DOHC
dengan tenaga yang jauh lebih besar daripada Kijang generasi
sebelumnya, yaitu sebesar 136 hp, menggantikan jenis K/RZ Dan L pada
generasi sebelumnya. Kijang generasi ini dirancang dengan sistem Direct Ignition System (DIS) dan merupakan penerapan dari teknologi pedal gas tanpa kabel atau Throttle Control System-Inteligent dan dilengkapi oleh mesin membujur dengan penggerak roda belakang (Rear Wheel System).
Penyempurnaan Produksi
Menggunakan Suspensi Independen Double Wishbone dengan per keong pada bagian depan (Coil Spring) dan 4-link Lateral Rod Rigid Axle pada bagian belakangnya, Kijang generasi ini dapat meredam guncangan lebih nyaman. Chasis masih menggunakan Ladder Bar namun beban suspensi dapat didistribusikan secara merata keseluruh bagian badan mobil sehingga Body Roll dan tingkat Pitching semakin kecil atau sudut geometri suspensi
lebih handal ketimbang kijang generasi sebelumnya karena titik jatuh
suspensi yang lebih akurat berbanding antara panjang dan lebar mobil.
Penyempurnaan lain terdapat dibagian kemudi. Pengendara dapat lebih
akurat mengarahkan kemudi disetiap tikungan. Stabilitas arah kemudi
lebih handal karena menggunakan model Rack-and-Pinion dengan Engine Speed Sensing Power Steering
sehingga mobil mudah dikendalikan dalam kecepatan 120 km/jam pada
tikungan S maupun belokan memutar 270 derajat sekalipun. Kijang generasi
ini mengusung dua jenis transmisi, baik yang menggunakan transmisi otomatis maupun transmisi manual. Beberapa teknologi pada Kijang Innova yang tidak ditemui pada generasi sebelumnya menurut klaim Toyota Astra Motor adalah:
- Mesin dengan VVT-i
VVT-i atau Variable Timing Intelligent berupa controller yang dipasang dibagian chamshaft intake yang bertugas untuk mengatur Timing Chamshaft Intake
dan menyesuaikan terhadap perubahan kondisi mesin. Berbagai sensor
mesin lainnya (suhu, rem, gas, dan lain-lain) bertugas memberikan
informasi kepada ECU (Engine Control unit) agar dapat melakukan pengukuran konsumsi jumlah bahan bakar dengan udara yang diperlukan Injector
dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dari proses tersebut. Dengan
penerapan metode ini, dapat menghasilkan proses pembakaran yang relatif
lebih efisien. Kondisi tersebut dimungkinkan karena proses konsumsi
bahan bakar dikerjakan dengan lebih sempurna, sesuai dengan kebutuhan
mesin, dan pada akhirnya menghasilkan sisa emisi gas buang yang lebih
rendah.
- Mesin Diesel D4D
D4D atau juga disebut Direct Four Stroke Turbo Commonrail Injection . Mesin ini menggunakan sistem injeksi Commonrail
dimana bahan bakar solar akan dihisap oleh pompa bahan bakar melalui
saringan bahan bakar (fuel filter) agar dapat menghasilkan kualitas
bahan bakar solar dengan tingkat emisi gas buang yang sangat rendah.
Bahan bakar ditekan pada jalur sebelum injektor Piezo dengan tekanan
tinggi sebelum ECU memerintahkan untuk diinjeksikan ke dalam ruang
bakar. Sistem commonrail akan mengatur laju tekanan bakan bakar
secara elektronik, baik dari sisi banyaknya maupun waktu penyemprotan
bahan bakar. Bahan bakar disemprotkan melalui injektor berlubang 6
dengan diameter 0.14 mm. Pada mesin ini terdapat ECU 32 bit yang
berfungsi sebagai sensor utama mesin. Keunggulan mesin ini adalah
akselerasi & performa yang optimal, beserta tingkat getaran &
suara mesin yang lebih halus yang dapat dihasilkan beserta dengan
tingkatan jumlah emisi gas buang yang lebih rendah.
- Anti Maling
Mobil ini dilengkapi dengan Theft Different System yang biasa disebut Engine Immobilizer System. Fitur ini mencegah mesin hidup apabila kode ID kunci tidak sesuai dengan yang terdapat di ECU. Sistem ini menggunakan Chip Transponder pada setiap anak kuncinya. Dimana coil yang dipasang pada setiap rumah kunci, amplifier dan Transfonder Key ECU, akan menolak menyalakan mesin apabila kode ID yang didapatkan tidak sesuai dengan kode ID yang terdapat pada kuncinya. Sebagai contoh apabila mobil dipaksa untuk dibuka dengan kunci palsu atau kunci T.
- Single Belt
Penggunaan Single Belt mengurangi panjang dimensi mesin, bobot
mesin, jumlah komponen dan beban kerja mesin dibandingkan dengan 3 belt
(AC, power steering dan altenator) pada generasi sebelumnya.
- Pedal Gas Elektronik
Sistem pedal gas (Electronics Throtle Control System ETCS-i)
membuat generasi ini dilengkapi sensor pedal gas yang dapat mengubah
setiap gerak mekanik menjadi sinyal elektrik untuk dikirim ke ECU, dimana ECU akan menghitung setiap pembukaan throttle valve lewat motor penggeraknya yang terletak di throttle body agar lebih optimal untuk setiap kondisi jalan.
Bila terjadi malafungsi pada salah satu sensor, ECU akan memerintahkan throttle body bekerja pada mode limp (minimal) agar mobil tetap bisa dijalankan.
- Sensor Ultrasonic
Sensor ini digunakan untuk memudahkan pengedara saat parkir, sensor
ini terletakkan pada bumper belakang yang akan memberikan peringatan
kepada pengendara apabila mendekati benda atau rintangan dengan radius
deteksi berjarak 150 cm dan tinggi antara 22-82 cm.
Total penjualan
- Generasi I: 26.806 unit
- Generasi II: 84.068 unit
- Generasi III: 509.687 unit
- Generasi IV: 429.674 unit
Ekspor
Kijang Generasi IV yang diluncurkan pada tahun 1997 diekspor secara utuh (completely built-up/CBU) ke Brunei Darussalam, Pasifik Selatan, Papua Nugini, dan Timor Timur, serta secara terurai (completely knocked-down/CKD) ke Afrika Selatan, Malaysia, Filipina, dan Taiwan. Nama-nama Kijang versi ini di luar negeri: Unser (Malaysia), Zace (Taiwan), Tamaraw Revo (Filipina), Qualis (India), dan Condor di Afrika Selatan.
Mesin dan Kijang CKD tersebut diekspor ke Filipina dan Vietnam. Mesin Kijang 7K CKD diekspor ke Jepang dan blok silinder 5K diekspor ke Jepang. Total nilai ekspor Toyota Kijang mencapai 715.000.000 dolar AS.
Kijang Innova diekspor ke Malaysia, Thailand, dan Brunei Darusallam dan direncanakan juga mencapai negara ASEAN lainnya, Timur Tengah dan Oseania.
Generasi I, berapa orang penumpang ya aturan nya
BalasHapus