Minggu, 29 Januari 2012

Ramalan suku maya

Maya
Tunkan Maia Yucatan.jpg

Jumlah populasi
6 juta[rujukan?]
Kawasan dengan jumlah penduduk yang signifikan
Bagian dari negara El Salvador, Mexico, Guatemala, Belize dan Honduras
Bahasa
Bahasa Maya, Bahasa Spanyol, Kriol and Bahasa Inggris
Agama
Kristen (sebagian besar Katolik Roma), Agama tradisonal Maya
Suku Maya adalah kelompok suku yang tinggal di semenanjung Yucatan, Amerika Tengah yang berbatasan dengan Samudera Pasifik di sebelah barat, dan Laut Karibia di sebelah timur.
Suku yang pada zaman batu mencapai kejayaan di bidang teknologinya (250 M hingga 925 M), menghasilkan bentuk karya dan peradaban unik seperti bangunan (Chichen Itza), pertanian (kanal drainase), tanaman jagung dan latex, sumurnya yang disebut "cenotes".
Cara mereka berkomunikasi dan mendokumentasikan tulisan: Tulisannya menggunakan gambar dan simbol, yang disebut "glyph". Ada dua macam glyph: yakni yang menampilkan gambar utuh dari benda yang dimaksudkan, dan tipe yang menggambarkan sesuatu sesuai dengan suku katanya.
Misalnya kata "balam: jaguar", digambarkan dengan kepala binatang tersebut, atau dengan tiga suku kata "ba"-"la"-"ma" yang terdiri dari tiga gambar sejenis mangkok/tempurung.
Suku ini juga mengenal kecantikan seseorang, dengan membuat tempurung kepalanya menjadi rata, dengan cara mengikatkan papan di dahi dan tempurung belakang pada bayi/kelahiran anak, sehingga pada waktu dewasa mereka merasa anggun dengan memiliki tulang dahi yang rata.
Adapun senjata yang digunakan adalah disebut "Atlatl" , yakni semacam busur dan panahnya.
Makanan utama mereka adalah: Tortilla.

Chichén Itzá (pengucapan /tʃiːˈtʃɛn iːˈtsɑː/);[1]adalah suatu Situs Peradaban Maya di Meksiko pada abad 800 SM. Piramida Kukulcan di kompleks situs bersejarah ini dipercaya sebagai pusat kegiatan politik dan ekonomi peradaban bangsa Maya yang terletak di Semenanjung Yucatan (kini wilayah Meksiko). Itza merupkan titik sentral kompleks bangunan lainnya seperti Piramida Kukulcan, Candi Chac Mool, dan bangunan Seribu Tiang

Pusat kebudayaan Suku Maya

Candi Chichen Itza merupakan peninggalan arkeologi suku Maya yang paling lengkap serta masih terawat dengan baik. Situs peradaban Maya di Meksiko ini, pada 7 Juli 2007, terpilih sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia hasil pilihan 100 juta orang via email dan sms (layanan pesan singkat) yang diadakan oleh Swiss Foundation.
Menurut buku budaya suku Maya dari Chilam Balam, kompleks candi ini dibangun antara tahun 502-522 Masehi. Suku Maya hanya menempatinya selama 200 tahun, kemudian mereka berpindah ke daerah pantai di Campeche. Namun versi lain mengatakan, Chichen Itza dibangun sekitar 800 tahun sebelum masehi.[rujukan?]Piramida Kukulcan di kompleks situs bersejarah ini dipercaya sebagai pusat kegiatan politik dan ekonomi peradaban bangsa Maya yang terletak di Semenanjung Yucatan (kini wilayah Meksiko).
Itza merupakan titik sentral kompleks bangunan lainnya seperti Piramida Kukulcan, Candi Chac Mool, dan bangunan Seribu Tiang.
Di candi Chichen Itza terdapat dua cenotes (sumur alami) yang dijadikan tempat menaruh korban persembahan. Konon, suku Indian Maya yang mendiami kota itu mempersembahkan jade, keramik, dan bahkan manusia untuk dimasukkan dalam sumur itu. Persembahan itu diberikan saat kekeringan melanda. Persembahan kadang-kadang berupa gadis-gadis muda untuk dimasukkan hidup-hidup ke dalam sumur itu. Peran sumur itu begitu penting karena di Semenanjung Yukatan tidak terdapat sungai. Satu-satunya sumber air ketika kekeringan melanda adalah dari sumur-sumur itu.
Nama Chichen Itza pun berarti di bibir mata air rakyat dalam bahasa Indian setempat. Dengan demikian, Chichen Itza berkembang menjadi pusat pemerintahan dan ekonomi kebudayaan Maya.

Konon, Chichen Itza merupakan simbol pemujaan dan ilmu pengetahuan. Chichen Itza didirikan raja suku Toltec bernama Quetzalcoatl yang datang ke Semenanjung Yukatan bersama pasukannya. Saat itu suku Maya sudah berdiam di daerah tersebut, kemudian bersama-sama suku Toltec, mulai membangun berbagai kuil yang menyerupai piramid. Dengan demikian, periode puncak dari Chichen Itza merupakan campuran kebudayaan Toltec dan Maya.
Salah satu kuil terbesar yang didirikan adalah Kukulkan. Berdasarkan legenda Maya, Kukulkan merupakan Dewa Ular Berambut jelmaan dari Quetzalcoatl. Kuil Kukulkan berupa piramid bertangga, dengan teras-teras. Di setiap sisi piramid segi empat itu terdapat anak tangga menuju puncak. Di puncak terdapat jalan masuk menuju ruangan Mahkota Batu Jaguar Raja Kukulkan, yang dicat merah dan bintik-bintik hijau lumut.
Di Chichen Itza ini juga terdapat sebuah lapangan permainan yang mirip dengan permainan bola basket masa kini. Permainan 'pok ta pok' yakni melemparkan bola melewati sebuah lingkaran di dinding 7 meter di atas tanah. Kapten dari tim yang pertama kali berhasil menembakkan bola akan dipenggal kepalanya sebagai persembahan untuk dewa-dewa.
Pada tahun 1221, pemberontakan pecah. Atap-atap kayu, pasar dan kuil-kuil ksatria dibumihanguskan. Kekuasaan atas Yukatan pun berpindah ke Mayapan, sampai penakluk Spanyol datang.
Kompleks candi ini cukup luas dan tiap candi saling terpisah dengan yang lainnya. Di tengah-tengah berdiri candi El Castilo (Istana) yang selesai direnovasi. Bentuknya piramid, hanya atapnya tumpul. Melihat candi El Castilo mengingatkan kita pada candi Sukuh di Karanganyar, Solo. Kedua candi ini seperti saudara kembar.Keistimewaan candi El Castilo adalah undak-undakan menuju atas candi. Setiap tanggal 21Maret dan 23 September antara siang dan malam sama lamanya. Pada saat itu di siang hari, undak-undakan candi tertutup bayangan. Sehingga mata kita tertipu, seolah-olah ada banyak ular naik candi. Namun hari berikutnya pada waktu yang sama akan tampak seolah-olah ular itu turun undak-undakan.
Di sekitar kompleks candi terdapat patung yang bernama Red Jaguar. Menurut uskup Landa, di tempat inilah sering diadakan upacara korban. Korbannya terdiri dari macan tutul (Jaguar), kura-kura, ayam kalkun, anjing atau semua jantung binatang. Bahkan kadang korbannya juga manusia.
Di sekitar kompleks candi ditemukan pula delapan patung Chac Mool. Patung berbentuk manusia dengan posisi duduk menengadah. Kedua tanggannya sedang memegang sesaji dan kepalanya menoleh ke arah kiri. Chac Mool untuk memuja dewa hujan.
Masih di kompleks Chichen Itza terdapat dua tembok yang sama tingginya. Arena di antara dua tembok itu dipakai suku Maya untuk bermain bola. Dimungkinkan bola itu dibuat dari karet, mengingat di sekitar daerah itu tumbuh pohon karet. Tak hanya suku Maya yang senang bermain bola, namun juga suku Zapotek

Mirip di Indonesia

Yang cukup mengejutkan lagi adalah buku An overview of the MAYAN world karangan Prof Gualberto Zapata Alonzo, terbit di Merida, Yucatan, Mexico, tahun 2002. Prof Alonzo menyebutkan, seni dan kesadaran beragama suku Maya ada kemiripan dengan di Indochina dan Indonesia. Candi Tikal di Guatemala ada kesamaan dengan piramid Naksei Chan Crong di Angkor, Kamboja. Candi di Palenque, Meksiko ada kemiripan dengan candi Ajanta di India. Simbol-simbol agama dan mitos binatang suku Maya mirip dengan di Jawa dan Asia Tenggara. Dalam Mahabharata dan Ramayana terdapat suku dengan panggilan Maya.[rujukan?]
Pada agama Hindu terdapat pula dewa bernama Maya. Masih pada buku di atas disebutkan, pada tahun 1973 Prof. Alonzo dapat tugas mengantar para peneliti antropolog ke Chiapas. Salah satu anggota peneliti itu ada mahasiswa Jepang program postgraduate bernama Yutaca Yanome.
Ignacio Magaloni Duarte menulis buku berjudul Pendidik Dunia (Educadores del Mundo) yang terbit tahun 1968. Duarte membuktikan, bahwa suku Maya pernah hidup di dekat negeri timur jauh, antara lain Jepang, Tiongkok, India, dan Mesir. Duarte menyebut, suku Maya saat datang ke India disebut Naga, kemudian berganti sebutan Danava dengan ibu kota Nagapur.[rujukan?] Valmiki pada abad 6 menulis Ramayana dengan menyebut orang-orang Naga-Maya. Kemudian orang-orang ini tinggal di Tibet, Babylon, Acadia, dan Mesir. Duarte meyakinkan lagi dengan perbandingan antara angka-angka Naga dan Maya dari nomor 1 sampai 10 mempunyai ucapan yang mirip.
Angka-angka Maya: 1:Hun, 2:Ca, 3:Ox, 4:Can, 5:Ho, 6:Uc, 7:Uac, 8:Uaxac, 9:Bolom, 10:Lahun.
Angka-angka Naga: 1:Hun, 2:Cas, 3:Ox, 4:San, 5:Ho, 6:Usac, 7:Uac, 8:Uaxax, 9:Bolam, 10:Lahun.
Tak hanya di situ kemiripan kedua budaya bangsa Asia dan suku Maya. Namun dalam arsitektur juga ada hubungan yang erat, terutama konsep piramid.

Tahun 2012 di katakan sebagai ajang bencana hingga di asumsikan kiamat — habis sudah dunia ini — kiamat pasti ada, kita sadar itu. Kita semua yakin tiada yang abadi. Sejauh ini, melihat betapa banyaknya bencana datang silih berganti, Tsunami Aceh, Gempa Haiti, Gempa Sumatera, Tsunami Jepang dan lainnya memang mengindikasikan kesitu.
Hingga muncullah ramalan suku Maya, yang berusia ratusan tahun tertulis dalam kalender mereka. Yang katanya kalender produksi suku ini terbukti akurat. Sejak itulah, mungkin loh, banyak yang kini aktif lihat-lihat kalender 2012 untuk hitung waktu.
Berdasarkan ramalam suku Maya, bencana besar yang diasumsikan kiamat jatuh pada tanggal 12 Desember 2012, meskipun sebagian suku Maya lainnya menolak tafsiran tersebut, mereka mengatakan bahwa jatuhnya bencana pada 4.772M — sekitar 2000 tahun lagi.
Ramalan 2012 Suku Maya Dan Nostradamus
Dan seorang tetua suku Maya, Apolinario Chile Pixtun menampik anggapan kiamat 2012. Katanya pentafsiran kiamat jatuh pada Desember 2012 nanti berdasarkan dalih yang sangat meragukan. Dimana dasar penafsiran tersebut di ambil dari tablet batu (stone tablet), yang sama sekali tidak ditemukan indikasi kiamat jatuh pada Desember 2012. Karena ada bagian dari batu tersebut yang terlewatkan.
Pernyataan Apolinario ini di perkuat oleh ilmuwan yang khusus mempelajari budaya suku Maya, asal Jerman Sven Gronemeyer. Gronemeyer mengatakan berdasarkan pembacaan yang dilakukannya, ia berpendapat inskripsi di tablet batu Tortuguero menjelaskan mengenai transisi era baru di kalender bangsa Maya, dan bukan akhir dunia.
Dan ilmuwan lainnya yang sejalan dengan Gronemeyerm yakni David Stuar asal Amerika dan seorang peneliti Suku Maya dari Universitas Texas. Ia menjelaskan bahwa ramalan 2012 sebagai tahun kiamat tidak berlandas sama sekali. Ia menambahkan, suku Maya tidak mengatakan dunia berakhir pada tahun 2012, sebaliknya, namun sekadar merekam ulang tahun penciptaan,”.
Perlu di ingat bahwa suku Maya terbukti sangat ahli dalam urusan astronomi. Menurut kalender suku Maya, Putaran Besar (Great Cyle) setara dengan 5,125.36 tahun lamanya, dimulai dari 13, Agustus,3114 SM dan berakhir pada tahun 2012. Lalu dikaitkanlah hal tersebut sebagai kiamat 2012.
Namun sebagian suku Maya ada yang percaya hal itu, mereka telah bersiap diri sambut kiamat 2012 nanti, dengan memasang jam penghitung waktu mundur kiamat di Tapachula, Meksiko. Dan mengadakan ritual tari-tarian juga menyimpan benda-benda untuk diwariskan kepada ahli waris bumi nanti setelah kiamat. (bagi mereka setelah kiamat masih ada kehidupan lagi? (VivaNews))

Ramalan Nostradamus:

Akan tetapi suku Maya tidak sendirian, sejumlah peramal yang bernama mengarahkan kesimpulan pembaca bahwa dunia akan berakhir pada 2012. Mereka adalah suku Inka, kalender Mesir kuno, kemudian Nostradamus, Edga Cayce, I Ching, Indian Hopi, dan lainnya memberi indikasi bahwa “penyingkapan tragedi” akan jatuh pada tahun depan, yakni Desember 2012.
Nostradamus meramalkan kedatangan sebuah komet raksasa bernama Nibiru, yang akan menabrakan dirinya ke Mediterania pada Desember 2012. (Atau 1999 lalu?)

Becana alam

Dikatakan juga bahwa tahun 2012 akan penuh dengan bencana alam. Namun bencana yang tidak hanya secara riil, tahun 2012 juga akan melepaskan film-film bertema bencana alama super WAH produksi Holywood — untuk semakin menakut-nakuti orang — satu film sudah sangat berhasil film 2012 Movie. Bencana gempa bumi, volkano, erupsi, badai, sunami, banjir dan lainnya.
Dari berbagai gegap-gempita ketakutan juga kerisauan masyarakat, maka para scammer berkedok paranormal tentunya tidak akan sia-siakan kondisi tersebut untuk meraih untung dengan menawarkan perlindungan magis kepada siapapun — sejauh percaya dan berduit — tentu usaha ini berhasil juga seperti film 2012. Karena meskipun Indonesia mayoritas penduduknya ngaku punya Tuhan, namun ber-musryik ria boleh juga deeeeh.


 
Kerajaan Inka adalah sebuah kerajaan yang terletak di wilayah yang sekarang adalah Peru dari 1438 sampai 1533. Inka disebut sebagai peradaban "pra-Columbus, artinya sudah ada sejak sebelum kedatangan Christopher Columbus. Selama periode tersebut, Inka menguasai sebagian besar wilayah Amerika Selatan bagian barat yang berpusat di pegunungan Andes hingga 1533, saat bangsa Spanyol menyerbu negeri itu. Atahualpa yang merupakan raja Inka terakhir, disebut juga dengan istilah Sapa Inca, tewas terbunuh oleh penjelajah Spanyol yang bernama Francisco Pizarro, yang juga menandai awal masa berkuasanya Spanyol di daerah tersebut.
Kerajaan Inka terdiri atas empat suyu. Bahasa resmi kerajaan adalah bahasa Quechua, walaupun ada sekitar 700 bahasa lokal yang digunakan. Suku Inka melakukan pemujaan atas dewa-dewa, dengan Inti sebagai dewa matahari yang merupakan dewa terdepan.
Ibukotanya ada di Cuzco, atau Qosqo, di selatan Peru.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar